Rabu, 13 Agustus 2008

KAMMI Dan LDK di Ranah Dakwah KAMPUS

(Eddy Syahrizal Ketua Umum KAMMI Daerah Riau 2002-2004)

Suatu ketika ketika sedang bincang-bincang membahas tentang kampus dan gonjang-ganjing pergerakan mahasiswa di Riau di secretariat KAMMI Daerah Riau.Sekretariat yang berada di seberang kampus biru UNRI ini lebih dikenal ADK di Riau sebagai secretariat bersama dakwah kampus. Karena hampir seluruh majlis koordinasi dakwah kampus khususnya UNRI. Baik LDK, Komisariat KAMMI di UNRI dan rapat koordinasi BEM/BLM Universitas maupun fakultas bahkan sampai HIMA sering diadakan Di KAMDA. Sehingga kadang kala Rapat Pengurus KAMDA Riau sering hijrah ke Mesjid Depan Sekretariat.

Seorang Ikhwah dengan wajah agak berkerut datang membawa Al-Izzah terbaru yang berisikan tulisan al-akh Yudha Topan yang juga sangat saya kenal. Kata beliau abang harus nulis agar polemik hubungan antara KAMMI, BEM dan LDK ini tidak selalu jadi perang opini. Lebih tepatnya pemahaman mengenai medan dakwah kampus. Lama saya berpikir dan merenung untuk menuliskan ini. Saya pikir pengalaman dakwah kampus di Riau memang harus dipublikasikan mencarikan solusi polemik yang terjadi ini. Walaupun sudah kita tuliskan sebagai pengalaman pribadi saja. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Islam adalah agama risalah dan dakwah. Karenanya, tugas mengajak manusia untuk beriman dan membenarkan iman. Bahkan sampai pada tingkat rela berkorban mempertaruhkan hidup dan kehidupannya. Semua itu dilakukan demi menegakkan keimanan, yang merupakan tanggungjawab semua manusia muslim. Sampai pada ketinggian penghargaan Islam terhadap orang yang berhasil mengajak dan mendakwahkan orang lain ke jalan yang benar. Diantaranya digambarkan oleh Sabda Rasulullah yang menyatakan lebih baik dari dunia dan segala isinya.

Dunia kampus menyimpan agenda sejarah dakwah yang cukup gemilang. Di berbagai belahan negara , kampus menjadi awal tumbuhnya dan bangkitnya benih-benih perrjuangan dakwah yang paling mewarnai shahwah Islamiyah saat sekarang ini. Universitas-universitas di mesir barangkali merupakan sebuah contoh yang banyak melahirkan tunas-tunas shahwah di berbagai belahan bumi Islam. Sederet nama harum dalam sejarah pergerakan dunia islam muncul disini. Syekh Muhammad Abduh pelopor Pan Islamisme, Syekh Izzudin Al-Qossam pendiri gerakan militer melawan Israel di Palestina, Hasan Al-Banna pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin, Sayyid Quthb mujahid Harakah Mesir, Abdullah Azzam dan Ghulam Muhammad Neyazi penyuluh dan pemicu jihad Afghan.

Secara umum gerak dan interaksi seseorang dengan aktifitas keislaman yang menyeluruh sebagai sasaran dakwah, akan muncul dari jiwa yang tertanam tashawur (gambaran) dan peta fikrah yang benar, tepat dan jelas. Hal inilah nanti yang akan menjadi prasyarat timbulnya semangat berjuang, kaidah interaksi dan koordinasi yang jelas di lapangan dakwah itu sendiri. Kita bergerak bersama dakwah yang luas, Al Islamu Qoblal Jama’ah. Islam sebelum jamaah. Maka kalau kita patrikan ini dalam seluruh kader dakwah yang ada di Kampus maka koordinasi antara semua elemen dakwah kampus tidak akan kontraproduktif.

Dakwah kampus adalah amanah yang diberikan 4JJI kepada setiap ADK yang ada di kampus tanpa kecuali. Sehinga sentuhan manisnya dakwah kampus bukan hanya akan dirasakan oleh mahasiswa saja atau golongan tertentu saja di kampus. Melainkan merupakan amanah yang harus disampaikan kepada seluruh civitas akademika tanpa kecuali.

“dakwah hari ini, bukanlah dakwah kemarin. Dan Washilah dakwah hari ini, juga bukan washilah dakwah hari kemarin.” Demikianlah ungkapan Imam syahid Hasan Al- Banna. Beliau memberikan pemahaman kepada kaum Muslimin akan tanggungjawab dakwah Ilallah, sekaligus penyampaian nilai-nilai Islam harus diiringi dengan langkah-langkah metode penyampaian yang baik dan paling mudah kedalam hati dan jiwa manusia.

Melakukan langkah-langkah dakwah yang tepat dan terarah membutuhkan profesionalisme. Profesionalisme dakwah amat ditentukan oleh ketepatan perencanaan, pengelolaan yang efektif serta evaluasi yang cermat. Hal-hal semacam ini meskipun demikian penting namun banyak belum disadari oleh sebagian aktivis dakwah dalam beraktivitas di lapangan.

Maka untuk permasalahan koordinasi antar elemen dakwah kampus harus ada dulu pertemuan yang bersifat Ishlah. Karena kita adalah Hizbullah dan jamaah dakwah kita adalah jama’ah ishlah bukan Jama’ah irthidad yang mengunggulkan salah satu wajihah tetapi menginjak wajihah yang lain. Yang kita inginkan adalah sinergisitas langkah dan keharmonisan ayunan tangan dalam aktivitas dakwah kampus kita.

Yang dimaksud di sini bukan hanya sinergisasi LDK. Tetapi lebih dari itu. Sinergisasi elemen dakwah kampus. Ada pemahaman yang mendasar dalam dakwah kampus yang harus kita pahami lagi secara bersama.

Pertama, pendefinisian ADK. Selama ini ADK hanyalah di pahami secara kasat mata sebagai kader yang terlibat dengan LDK. Tidak kurang tidak lebih. Namun, kalau kita telisik secara seksama sebenarnya ADK itu adalah Seorang dai yang beraktivitas di medan dakwah kampus dan tertarbiyah.

Jadi ADK bukan hanya seorang mahasiswa yang bertungkuslumus di LDK. Karena LDK hanyalah sebuah wajihah dakwah kampus tidak kurang tidak lebih. Sehingga ada ADK mahasiswa, ADK Dosen, sampai ada namamnya ADK tukang sapu. Pemahaman inilah yang harus kita samakan dulu. Sehingga semua permasalahan dapat kita tarik akar permasalahannya.

Persoalan kedua, adalah keslahpahaman mengenai perbedaan antara wilayah dakwah kampus dengan wilayah kerja. Wilayah dakwah kampus secara bersama sudah sangat kita pahami secara bersama. Yaitu trilogy dakwah kampus : yaitu pembinaan, sospol dan akademis. Ini adalah wilayah tugas dan koordinasi bukan wilayah kerja. Sedangkan wilayah kerja kita adalah wajihah yang ada dan akan terus berkembang dan bertambah.

Ketiga, pola komunikasi yang baik antar wilayah kerja atau wajihah itu harus ada. Sehingga kita dapat membagi segmen target dakwah kita. Usaha ini sangat penting agar tidak kontraproduktif. Mendudukkan wajihah sesuai dengan fungsinya dan karakteristik dasarnya. Ini adalah sisi dan celah kritis yang sangat membutuhkan kelapangan dada diantara kita semua. Saling Bantu, tolong dan saling menguatkan. Karena pasti ada irisan kerja dan target dakwah.

Polemik keempat, memasuki ranah siyasi. Ranah siyasi merupakan cobaan tersendiri dari dunia dakwah kampus.

Dalam era jahriyah sekarang ini, kampus juga harus menerima era keterbukaan dakwah ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para perintis dakwah ini. Melalui proses yang sangat panjang. Bukan hanya membutuhkan pengorbanan. Namun, harus ada upaya untuk menata kembali tatanan dakwah kampus yang sebelumnya telah ada. Namun, masih menyisakan kerja yang harus disempurnakan. Kerja dakwah senantiasa menanti sentuhan tangan, derap langkah, desahan nafas, tetesan peluh bahkan darah dan nyawa kita sebagai buah persembahan demi tegaknya islam di kampus-kampus kita tercinta. Waktu yang kita miliki tidak mencukupi untuk menyelesaikan agenda dakwah yang ada. Demikian Ustadz HASAN Al banna dalam risalahnya seakan mengingatkan kita semua. Jalan dakwah ini masihlah sangat panjang.

Dan katakanlah:” Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmuitu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberritakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan ( Q.S At-Taubah : 105) Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH